Jakarta, 21 Juli 2025 – MSLAB Inc, perusahaan berbasis riset yang berlokasi di Tokyo, Jepang, dan Institut Teknologi Sumatera (Itera) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjalin kerja sama internasional strategis dalam pengembangan riset teknologi garam cair (molten salt technology). Penandatanganan MoU dilakukan secara desk-to-desk antara Rektor Itera dan Direktur MSLAB Inc, Prof. Dr.Eng. Motoyasu Kinoshita, dengan penyerahan dokumen MoU berlangsung di Jakarta pada Senin, 21 Juli 2025. Penyerahan dilakukan oleh perwakilan MSLAB Inc, Dr.Eng. Indarta Kuncoro Aji, dan Koordinator Program Studi Teknik Elektro Itera , Ir. Gde KM Atmajaya, M.T. dan didampingi Dr. Duwi Hariyanto, S.Si., M.Si. salah satu dosen dari Program Studi Teknik Elektro.
Kerja sama internasional ini menandai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi antara Jepang dan Indonesia di bidang riset teknologi energi berkelanjutan. MSLAB Inc, yang berpusat di UEC Alliance Center, Chofu, Tokyo, dikenal sebagai pelopor riset di bidang teknologi garam cair dengan fokus pada penyimpanan energi termal (thermal energy storage), Molten Salt Reactor (MSR), dan pemanfaatan garam lainnya. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapabilitas riset dan jejaring industri kedua belah pihak melalui sejumlah inisiatif, termasuk penelitian bersama, publikasi ilmiah, partisipasi dalam seminar dan pertemuan akademik, serta pengembangan bidang kerja sama lain yang disepakati bersama.
Dalam pernyataannya, Prof. Dr.Eng. Motoyasu Kinoshita menyoroti potensi besar teknologi garam cair dalam mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan. “Teknologi penyimpanan energi termal berbasis garam cair membantu menghasilkan listrik secara efisien dengan menyimpan panas dari pembakaran gas alam dan batu bara. Teknologi ini juga menghemat biaya dengan mengurangi emisi karbon dioksida,” ujarnya. Ia menambahkan, teknologi ini merupakan terobosan canggih, terutama untuk menangani panas bersuhu tinggi. “Dengan mempelajari teknologi ini, kita dapat membina industri yang akan mengembangkan generasi muda untuk 20 hingga 30 tahun ke depan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Kinoshita menekankan potensi penerapan teknologi garam cair pada energi nuklir. “Jika industri ini dikembangkan dengan baik, teknologi garam cair dapat diterapkan pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini memungkinkan kita untuk beralih dari pembangkit nuklir generasi lama yang menggunakan air, menuju teknologi nuklir Generasi Keempat dan Kelima yang berskala besar dan tanpa air. Mari bersama-sama mengembangkan Itera dengan teknologi garam cair yang mampu mengontrol suhu di atas 600°C, sangat cocok untuk penyimpanan energi termal dan transportasi panas nuklir,” jelasnya.
Kerja sama internasional ini diharapkan dapat mempercepat inovasi di bidang teknologi energi berkelanjutan, sekaligus memperkuat hubungan akademik dan industri antara Jepang dan Indonesia. MSLAB Inc dan Itera berkomitmen untuk menjadikan kolaborasi ini sebagai langkah awal menuju pengembangan teknologi mutakhir yang mendukung keberlanjutan global dan pengembangan sumber daya manusia di bidang teknologi.
Kontributor: Dr. Duwi Hariyanto, S.Si., M.Si. (Dosen Program Studi Teknik Elektro)




