Dosen Program Studi Teknik Geofisika Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Dr. Handoyo, S.Si., M.T., berkesempatan memberikan seminar dan kuliah umum di Karadeniz Teknik University (KTU), Turki. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat jejaring internasional antara ITERA dengan berbagai institusi pendidikan dan penelitian di luar negeri, khususnya dalam bidang kebumian dan energi berkelanjutan.
Dalam kunjungan akademik tersebut, Dr. Handoyo menyampaikan materi dengan topik “Geological Carbon Capture and Storage (CCS) Potential in Sumatra: From Sedimentary to Igneous Rock”. Topik ini membahas secara mendalam mengenai potensi besar Pulau Sumatra sebagai wilayah penyimpanan karbon dioksida (CO₂) hasil emisi industri melalui pendekatan geoteknologi modern.
Dalam paparannya, Dr. Handoyo menjelaskan bahwa Sumatra memiliki kondisi geologi yang sangat mendukung untuk dijadikan lokasi penyimpanan karbon bawah permukaan (carbon storage). Wilayah ini memiliki berbagai jenis batuan yang berpotensi menjadi reservoir alami untuk menampung gas CO₂, mulai dari batuan sedimen seperti batupasir, lapisan batubara (coal seams), hingga batuan beku jenis basalt.
Seminar tersebut dihadiri oleh sejumlah peneliti, dosen, dan mahasiswa dari berbagai departemen di Karadeniz Teknik University, khususnya dari bidang geologi, geofisika, dan pertambangan. Diskusi yang berlangsung setelah pemaparan materi berjalan sangat interaktif. Para peserta antusias menanyakan berbagai hal terkait kondisi geologi Sumatra, metode eksplorasi geofisika yang digunakan, hingga potensi pengembangan riset bersama dalam bidang energi berkelanjutan.
Dari hasil diskusi tersebut, tercapai beberapa kesepakatan awal untuk menjajaki kolaborasi akademik antara Itera dan KTU. Bentuk kerja sama yang direncanakan meliputi penelitian bersama (joint research), publikasi ilmiah internasional, serta pembimbingan mahasiswa tugas akhir (joint supervision). Kesepakatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang konkret dalam membangun jaringan riset global antara kedua institusi.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan potensi penelitian geofisika Indonesia di kancah internasional. Dr. Handoyo menuturkan bahwa kolaborasi seperti ini sangat penting untuk memperkaya wawasan dan memperluas akses ke fasilitas penelitian serta keahlian global. Ia juga berharap agar mahasiswa dan dosen di Itera semakin termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan riset kolaboratif lintas negara.
Sebagai penutup, Dr. Handoyo menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang, baik dalam bentuk kuliah tamu, konferensi bersama, maupun proyek penelitian kolaboratif. “Kerja sama internasional seperti ini tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga memperkuat posisi Itera di dunia pendidikan tinggi global,” ujarnya.










